Wednesday, September 29, 2010

Paroxysmal Atrial Fibrillation

Atrial fibrilasi adalah kelainan irama jantung yang disebabkan aktivitas aliran gelombang listrik yang tidak teratur antara dua rongga jantung bagian atas jantung (atria). Aliran gelombang listrik yang tidak normal ini menyebabkan kedua rongga jantung tersebut berdenyut sangat cepat dan tidak terkoordinasi. Pada Paroxysmal Atrial Fibrillation, kelainan denyut jantung tersebut terjadi pada interval yang berbeda tapi tidak secara terus-menerus. Selama episode paroxysmal atrial fibrillation, jantung bisa berdetak sebanyak 175 kali per menit. Beberapa pasien merasakan jantungnya berdenyut sangat cepat dan tidak teratur. Hal ini yang disebut palpitasi (jantung berdebar).

Kontraksi atria yang terlalu cepat dan tidak teratur menyebabkan pengisian dua ruang jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh (ventrikel) tidak efektif. Akibatnya, pasien sering menunjukkan gejala sesak napas dan nyeri dada. Kelelahan, penurunan kemampuan untuk berolahraga, dan pusing juga sering terjadi. Atrial fibrilasi yang berat bisa menyebabkan pasien merasa cemas sampai kehilangan kesadaran/pingsan.

Penyebab paroxysmal atrial fibrillation seringkali tidak diketahui, tetapi resiko menderita penyakit ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 4% dari mereka yang berusia >65 tahun menderita atrial fibrilasi. Faktor risiko lainnya seperti adanya penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dan berat badan yang sangat berlebihan. Beberapa kondisi di luar jantung juga dapat menyebabkan paroxysmal atrial fibrillation, seperti hormon tiroid/kelenjar gondok yang berlebihan, dan ketidakseimbangan kalium, kalsium, atau magnesium dalam tubuh. Dalam kasus ini, atrial fibrilasi atrium biasanya dapat diatasi bilamana kondisi yang mendasarinya diobati.

Diagnosa paroxysmal atrial fibrillation dapat dikonfirmasi dengan elektrokardiogram (EKG), yang merekam aktivitas listrik jantung. Kadang-kadang, ekokardiogram jantung (suatu tes yang menunjukkan gambaran jantung ketika sedang berdenyut) mungkin juga diperlukan.

Episode paroxysmal atrial fibrillation terjadi sebentar dan mungkin hanya berlangsung beberapa detik atau menit saja. Untuk mengkonfirmasi diagnosis ini, pasien mungkin perlu memakai EKG portable (yang bisa dipasang pada penderita dan bisa dibawa-bawa) terus menerus selama satu atau dua hari. Nama perangkat ini adalah monitor Holter. Perangkat yang serupa, yang disebut event monitor, dimana bilamana pasien mengalami gejala pasien bisa menekan tombol pada perangkat pembacaan EKG untuk merekam aliran listrik di jantung saat itu. Event monitor ini bisa dipakai selama beberapa bulan.

Kebanyakan pasien dengan paroxysmal atrial fibrillation tidak memerlukan pengobatan sama sekali,; terutama bila tidak mengalami gejala. Pasien mungkin disarankan untuk menghindari stress, karena lebih dari setengah penderitanya melaporkan bahwa stres sebagai pemicu nomor satu timbulnya episode fibrilasi.Hal lain yang biasanya disarankan untuk mencegah serangan, seperti menghindari konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin karena zat-zat tersebut bisa menjadi pemicu gejala atrial fibrilasi. Obat golongan pseudoefedrin juga dapat memicu serangan dan harus dihindari juga. Pasien juga dianjurkan untuk berhenti merokok, karena rokok memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan penyakit jantung. Tekanan darah tinggi juga harus dikontrol untuk alasan yang sama.

Jika gejala mulai terjadi lebih sering, pasien dengan paroxysmal atrial fibrillation mungkin perlu untuk meminum obat-obatan yang dapat memperlambat denyut jantung menjadi kurang dari 80 denyut per menit. Kadang juga diperlukan obat anti aritmia untuk memperbaiki irama jantung yang abnormal.

Ada juga pilihan terapi yang bukan dalam bentuk obat untuk atrial fibrilasi. Yang paling umum digunakan adalah kardioversi listrik (suatu prosedur untuk mengubah irama jantung yang abnormal menjadi normal dengan pemberian arus listrik yang dikontrol).

Jika Anda memiliki salah satu faktor resiko di atas atau tanda-tanda dan gejala yang seperti tersebut di atas, berkonsultasilah dengan dokter Anda.

Wednesday, September 22, 2010

Apakah Diabetes atau Penyakit Kencing Manis itu?

Diabetes berarti terlalu banyak gula dalam darah. Makanan yang kita makan akan diubah menjadi glukosa dalam darah. Pada orang normal, insulin (suatu hormon yang diproduksi oleh suatu organ di daerah rongga perut, bernama pankreas) bekerja merangsang penyerapan, penggunaan dan penyimpanan glukosa ke dalam sel-sel tubuh kita. Pada penderita diabetes, tubuhnya tidak memproduksi cukup insulin atau insulin yang dihasilkan tidak bekerja secara efektif. Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah, dan menyebabkan diabetes.

Diabetes termasuk salah satu dari 10 penyakit menahun yang paling banyak penderitanya. Diabetes dapat diderita oleh orang-orang pada segala usia. Namun 90 % terjadi pada orang yang berusia >40 tahun. Faktor risikonya meliputi:
* Keluarga dengan riwayat diabetes
* Kelebihan berat badan
* Gaya hidup tidak sehat, seperti kurang berolah-raga
* Usia >40 tahun
* Riwayat diabetes selama kehamilan
* Gangguan toleransi glukosa atau kadar gula darah puasa terganggu (kondisi pra-diabetes)
* Infeksi virus yang merusak pankreas

Saat ini belum ada terapi untuk penyembuhan diabetes. Namun, diabetes dapat dikontrol dan komplikasinya dapat dicegah.

Kebanyakan, awalnya, penderita diabetes tidak menunjukkan gejala; biasanya ditemukan menderita diabetes saat pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter. Satu atau beberapa gejala berikut mungkin dialami oleh penderita diabetes:
* Sering buang air kecil
* Sering haus
* Penurunan berat badan meskipun makan dengan baik
* Sering merasa lelah dan lemah
* Proses penyembuhan luka relatif lama
* Infeksi kulit
* Mati rasa atau terasa tebal pada tangan atau kaki
* Pandangan kabur

Jika Anda berusia >40 tahun, periksa gula darah Anda, setidaknya sekali setahun. Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut di atas, dan mempunyai tanda atau gejala tersebut segera berkonsultasi dengan dokter Anda.

Saturday, September 18, 2010

Kanker Ginjal

Kanker ginjal adalah kanker yang berasal dari jaringan ginjal itu sendiri.
Angka kejadian kanker ginjal cenderung meningkat pada saat ini, dimana hal-hal yang menyebabkan peningkatan kanker ginjal sendiri belum jelas. Seringkali kanker ginjal ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien sedang menjalani pemeriksaan untuk penyakit yang lain. Seiring dengan makin seringnya pemeriksaan imaging seperti dengan CT Scan, semakin banyak juga berbagai jenis kanker ginjal yang terdeteksi.
Resiko untuk terkena kanker ginjal meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Sementara, laki laki nampaknya lebih beresiko untuk menderita kanker ginjal dibandingkan dengan wanita.

Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan tanda-tanda dan gejala-gejala pada penderitanya. Tanda dan gejala yang bisa didapatkan bila kanker ginjal ini berkembang ke stadium berikutnya adalah :
* Terdapat sel darah merah di air kencing yang membuat kencingnya berwarna merah muda, merah, atau seperti warna cola
* Nyeri pinggang di daerah di bawah tulang rusuk belakang yang timbul terus menerus
* Berat badan turun
* Lesu, lemah
* Demam yang timbul-hilang

Test dan pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendiagnosa kanker ginjal:
* Pemeriksaan darah dan kencing. Pemeriksaan ini dapat mengarahkan dokter kepada penyebab dari tanda dan gejala yang dirasakan penderitanya
* Pemeriksaan Imaging seperti USG, CT Scan, dan MRI. Pemeriksaan dengan Imaging dapat menunjukan lokasi dan bentuk kelainan pada ginjal.
* Biopsi. Pada kasus tertentu, dokter akan menganjurkan untuk dilakukan biopsi (mengambil sedikit jaringan yang dicurigai sebagai kanker ginjal). Pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk memastikan diagnosa, untuk menghindari penanganan, yang sering kali dengan pembedahan, yang sia sia.

Setelah diperoleh kepastian bahwa memang kelainan yang diderita adalah kanker pada ginjal, tindakan berikutnya adalah menentukan sampai sejauh mana kanker ini berkembang/menyebar di dalam tubuh penderita. CT Scan atau pemeriksaan imaging lainnya sering dipakai untuk menentukan hal ini.

Dalam menentukan terapi yang sesuai, tim dokter bersama dengan penderita akan mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi kesehatan penderita, stadium dari kanker itu sendiri, penyebaran dari kanker (bila sudah terjadi), dan dari pilihan penderita itu sendiri.

Pembedahan adalah tindakan yang paling sering dilakukan untuk penanganan kebanyakan kanker ginjal. Beberapa Jenis pembedahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
* Membuang ginjal yang terkena tumor (Nephrectomy). Radikal Nephrectomy meliputi pengangkatan ginjal yang terkena tumor, sedikit jaringan sehat yang disekitar ginjal, dan kelenjar di sekitar organ bilamana perlu. Tindakan Nephrectomy ini bisa dilakukan dengan 2 cara:
- Open Surgery dimana dokter bedah akan mengangkat ginjal melalui irisan yang memanjang pada perut penderita.
- Laparaskopi dimana melalui beberapa irisan kecil di perut penderita , dokter bedah memasukkan kamera video dan peralatan bedah yang ukurannya sangat kecil. Dokter bedah melakukan nephrectomy dengan alat bedah mikro yang dapat dilihat melalui layar video.
* Nephron – Sparing surgery dimana hanya jaringan ginjal yang terkena kanker saja yang diambil beserta dengan sedikit jaringan yang normal disekitar kanker tersebut. jadi tidak seluruh ginjal yang diambil. Tindakan ini juga bisa dilakukan dengan 2 cara, open surgery dan laparoskopi. Tindakan nephron – sparing surgery ini dapat dilakukan apabila kankernya kecil dan/atau penderita hanya mempunyai satu ginjal.

Seseorang yang merasa mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang seperti tersebut di atas dan/atau merasa ada kemungkinan menderita kanker ginjal, sebaiknya segera menemui dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
 

Web Site Hit Counter