Sunday, July 11, 2010

SELAMAT TINGGAL "SUNKEN CHEST"

Anak-anak umumnya suka bermain bola dan bersenang-senang di pantai. Tidak demikian dengan Jason (bukan nama sebenarnya). Dalam masa pertumbuhannya, ia sering merasa susah bernapas dan sering menghindarkan diri dari kegiatan olahraga. Jason sering terlihat hanya menonton di samping lapangan.

Jason sekarang berumur 18 tahun. Ia menderita kelainan kongenital (kelainan bawaan sejak lahir), pectus excavatum. Kelainan ini membuat rongga dadanya tampak seperti penyok ke dalam. Kelainan ini dikenal juga dengan sebutan funnel chest atau sunken chest. Kelainan ini ditandai dengan depresi yang dalam pada sternum atau tulang dada, yang biasanya di setengah atau dua per tiga bagian sternum, dengan area yang dalam pada perbatasan rongga dada dan rongga perut.

Hal ini disebabkan karena pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan yang menghubungkan tulang rusuk ke rongga dada yang membuat perkembangan tulang dada masuk ke dalam.
Keparahan depresi dibedakan ringan sampai berat. Pada kasus yang ringan, gejala sesak napas baru dialami saat berolahraga. Sementara yang lebih berat, penderita sering bernapas pendek karena pertumbuhan tulang dada yang tidak normal ke dalam, mendesak paru-paru dan menekan jantung keluar dari posisi normalnya di rongga dada. Penderita ini membutuhkan tindakan bedah untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Kondisi ini diketahui diderita 1 dari 1000 orang, dengan ratio laki-laki dibanding perempuan 3:1.
Sebelumnya teknik yang diketahui untuk memperbaiki kelainan ini adalah operasi melalui pembukaan rongga dada, membuang tulang iga yang tumbuh tidak normal, dan memotong sebagian tulang dada untuk dipindahkan ke posisi normal. Tulang dada kemudian dilindungi oleh otot sekitar atau batang logam pendek dan dijahit.
Saat ini terdapat teknik baru, dikenal dengan prosedur Nuss. Berbeda dengan teknik lama, pada prosedur ini dilakukan tindakan seminimal mungkin sehingga efek sampingnya juga minimal. Pada teknik ini hanya dibuat irisan kecil diantara kedua dinding rongga dada. Dibantu thorascope (sebuah kamera kecil untuk memandu ahli bedah) yang diletakkan dibawah sternum, sebuah batang dibengkokkan sesuai bentuk yang diinginkan. Batang tadi kemudian ditarik ke dada untuk mengangkat sternum keluar dan melonggarkan tulang rusuk sebisa mungkin. Batang tersebut dibiarkan ditempatnya sekitar 2 tahun setelah itu dilepas, yang hanya membutuhkan waktu selama 30 menit saja.

Metode lama menyebabkan banyak kehilangan darah dan meninggalkan jaringan parut yang besar pada dada, menurut dr James Wong, ahli bedah jantung, paru dan pembuluh darah di Singapura. Namun dengan prosedur baru, tidak perlu memotong sebagian tulang dada maupun tulang rawan, sehingga hasilnya akan lebih bagus secara kosmetik.
Dr Wong telah melakukan teknik Nuss pada 3 orang pasien dan sejauh ini tidak ada komplikasi. Ia menganjurkan prosedur ini dilakukan sekitar usia 8-15 tahun dimana dinding dada masih elastis. Biaya pembedahan sekitar SGD 15.000 - 20.000 termasuk honor dokter dan biaya RS sekitar 5 hari perawatan.

Setelah Jason menjalani operasi dengan teknik baru tersebut, dia disarankan untuk tidak melakukan olahraga angkat berat selama 2 bulan dan sekarang dia sudah bisa tersenyum lebar. Kepercayaan dirinya perlahan kembali.
(Summarised by MediCALL Clinic & Health Centre)
 

Web Site Hit Counter