Wednesday, October 20, 2010

Penanda-penanda Tumor dalam Darah (Tumour Markers)

Alfa Fetoprotein – AFP
AFP adalah suatu protein yang dibentuk dalam jaringan embrio dan hati janin. Pada orang dewasa normal kadarnya sangat rendah atau tidak ada ada sama sekali. Kadar AFP biasanya ditemukan tinggi pada penderita kanker hati dan kanker sel testis dan kanker indung telur. Kadar AFP biasanya juga tinggi wanita-wanita hamil; tapi hal ini normal. Pada wanita hamil, ketinggian kadar AFP tergantung perkembangan janin dalam kandungan. Karena itu, tes AFP dapat dilakukan pada wanita-wanita hamil untuk melihat kemungkinan adanya cacat bawaan pada janin.

Antigen Carcinoembryonic – CEA
CEA adalah suatu protein banyak ditemukan pada janin, dan biasanya tidak ditemukan atau hanya ditemukan dalam jumlah yang sangat minimal pada orang dewasa. Protein ini diproduksi oleh beberapa macam sel-sel kanker termasuk kanker-kanker saluran cerna, pankreas, paru-paru, payudara, indung telur dan leher rahim. Jika kadar CEA ditemukan tinggi, tes sebaiknya diulang. Kenaikan kadar CEA dalam serum darah juga ditemukan pada penyakit yang bukan kanker seperti penyakit radang usus besar, sirosis hati, infeksi paru-paru, radang pankreas dan juga pada perokok. Memonitor kadar CEA ini juga bermanfaat untuk mendeteksi dini kemungkinan munculnya kembali atau penyeberan kanker.

CA 19-9 (Antigen Kanker 19-9)
Kadar CA 19-9 dalam serum darah ditemukan meningkat pada 80% penderita kanker pankreas, pada 54-89% penderita kanker lambung dan pada 64% penderita kanker-kanker usus besar. Kadang-kadang, kadarnya dalam serum darah juga naik pada penyakit-penyakit yang bukan keganasan seperti pada radang pankreas, fibrosis kista, radang usus besar, dan penyakit hati dan empedu. Akan tetapi, dalam kondisi-kondisi yang bukan keganasan tersebut, kadarnya tidak lebih dari 100 U / ml.

CA 125 (Antigen Kanker 125)
CA 125 adalah suatu glikoprotein yang diproduksi oleh sel-sel kanker indung telur. Kadar CA 125 di atas 35 ng / ml terdeteksi pada 20-40% penderita kanker indung telur stadium I & II, dan pada 96% penderita kanker indung telur stadium III dan IV. Kendati jarang, kadar CA125 dalam serum darah mugkin juga meningkat pada penderita kanker-kanker saluran cerna, payudara, leher rahim, dinding rahim bagian dalam, dan saluran kandung telur. Kadarny juga mungkin ditemukan meningkat pada kondisi – kondis yang bukan keganasan, seperti endometriosis dan peradangan lapisan dalam perut. Memonitor kadar CA 125 juga bermanfaat untuk mengetahui respon penderita kanker terhadap terapi yang diberikan dan mendeteksi kemunculan kembali sel-se kanker.

Prostate Specific Antigen - PSA
PSA diproduksi kelenjar prostat dan bermanfaat untuk mendeteksi adanya kanker prostat, juga untuk memonitor pertumbuhan kembali dan penyebaran sel-sel kanker. Normalnya, kadar PSA sangat rendah dalam serum darah. Peningkatan kadar PSA bisa juga ditemukan pada lkelainan-kelainanyang bukan keganasan, seperti pembesaran prostat, dan peradangan prostat.

CA 15.3 (Antigen Kanker 15.3)
Kadar CA 15.3 bilamana dimonitor bersama dengan diagnosa dan prosedur pemeriksaan kesehatan yang lain, bermanfaat untuk mengikuti perkembangan dan respon terhadap terapi yang diberikan untuk kanker payudara yang sudah menyebar.

EBV EA IgA
Tes EBV adalah dirancang khusus untuk membedakan penderita tumor nasofaring (tumour hidung-tenggorokan) dari pasien-pasien yang normal. Tingkat keakuratan dan kespesifikan dari test ini di atas 95%. Namun perlu diketahui bahwa untuk tujuan mendiagnosa penyakit, hasil tes yang positif harus dikorelasikan dengan hasil-hasil pemeriksaan klinis lain dan laboratorium. Sebaliknya, hasil tes yang negatif, tidak menyingkirkan kemungkinan adanya tumor hidung-tenggorokan.

Saturday, October 16, 2010

Operasi Penggantian Sendi Lutut

Penyebab paling banyak penyakit lutut adalah osteoarthritis. Kondisi ini merupakan peradangan sendi lutut sebagai akibat gesekan yang terjadi pada saat pergerakan sendi lutut, yang lambat laun dalam jangka panjang menyebabkan tulang rawan yang melapisi tulang sendi lutut tersebut terkikis, menipis, dan pada akhirnya menimbulkan nyeri serta radang sendi. Osteoarthritis kebanyakan dialami orang-orang yang berusia 55 tahun ke atas.

Operasi penggantian sendi lutut atau artroplasty lutut bisa dipertimbangkan bilamana kondisi tersebut menimbulkan nyeri, terutama pada saat melakukan aktivitas sehari-hari, atau bilamana kondisi tersebut tidak bisa diatasi secara tuntas dengan terapi obat-obatan maupun terapi non bedah lainnya.

Operasi lutut tersebut dilakukan dengan melapisi bagian sendi lutut yang bergesekan dengan lapisan logam dan plastik; Operasinya bisa melibatkan hanya sebagian (partial) dari persendian lutut maupun seluruh lutut bagian sendi lutut (total), tergantung kondisi lutut pasien dengan tujuan untuk mendapatkan hasil operasi yang paling memuaskan dalam jangka bagi pasien.

Dengan teknik operasi penggantian sendi lutut yang lebih canggih, hanya diperlukan satu irisan pada permukaan kulit dan jaringan di bawah kulit; dengan teknik ini, waktu operasinya hanya setengah lamanya dari pembedahan konvensional, dan penyembuhan luka operasi juga dapat lebih cepat dimana rata-rata pasien yang menjalani operasi penggantian sendi lutut partial, hanya perlu dirawat inap 1 hari 1 malam setelah operasi. Kebanyakan, setelah itu pasien segera bisa melakukan program rehabilitasi untuk pelatihan penggunaan sendi lutut setelah operasi tersebut.

Bilamana mempunyai kondisi seperti tersebut di atas, sebaiknya dikonsultasikan ke dokter bedah tulang yang akan melakukan pemeriksaan lutut secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan dengan sinar rontgen, sebelum menentukan apakah operasi penggantian sendi lutut perlu dilakukan.

Friday, October 8, 2010

Trachelectomy Abdomen pertama di Singapore, suatu teknik operasi pada penderita penderita kanker leher rahim sementara mempertahankan fungsi rahim

Seorang Bankir Lisa Guit, 31 tahun, mungkin merupakan pasien pertama di Singapore yang sukses menjalani trachelectomy dengan mengambil leher rahim melalui dinding perut sementara tetap mempertahankan fungsi fertilitas rahim yang lengkap.
Leher rahim adalah bagian dari organ kandungan. Pada kasus kanker leher rahim yang diderita Lisa, biasanya seluruh bagian organ kandungan harus diangkat. Trachelectomy memungkinkan pengangkatan leher rahim saja, sementara kemampuan seorang wanita untuk konsepsi (mengandung bayi) tetap bisa dipertahankan.Teknik pembedahan yang tidak umum ini dimaksudkan untuk memelihara kesuburan seorang wanita ketika mengangkat leher rahim yang terkena kanker, dan telah berhasil dilakukan di Thomson Medical Centre, Singapura.

Trachelectomy dilakukan dengan operasi melalui dinding perut ketimbang melalui vagina. Singkatnya, pembedahan tersebut dilaksanakan sebagai berikut :
Langkah pertama , operasi dari bagian perut untuk melihat organ - organ di rongga panggul, saluran ureter (menghubungkan ginjal dengan kandung kencing), pembuluh darah rahim, leher rahim, dan kandung kencing.
Langkah kedua, pembuluh-pembuluh darah yang menjadi saluran darah utama ke rahim ditandai.
Langkah ketiga, bagian sebelah bawah leher rahim dipisahkan dari vagina, sementara dan bagian sebelah atas dari mulut rahim dipisahkan dari rahim.
Langkah keempat, rahim disambungkan langsung dengan bagian vagina sementara pembuluh-pembuluh darah rahim tetap dipertahankan.

Pada sebuah konferensi pers, Dr. Tay Eng Hseong, Spesialis Senior bagian Organ Kandungan di Thomson Medical Centre (TMC) Singapura mengatakan : “untuk pasien yang telah mengalami pengobatan dengan radiotherapy sebelumnya, kita cenderung untuk tidak merekomendasikan pembedahan ini karena tingginya tingkat kesulitan operasi sebab setelah terapi kanker dengan radiasi, jaringan-jaringan akan lebih keras, mempersulit pembedahan, dan resiko komplikasinya tinggi”. Tapi untuk dia melakukan operasi untuk kasus ini, setelah diminta oleh Miss Guit (pasien) yang mengetahui adanya prosedur ini dari informasi yang dia cari sendiri.

Wednesday, September 29, 2010

Paroxysmal Atrial Fibrillation

Atrial fibrilasi adalah kelainan irama jantung yang disebabkan aktivitas aliran gelombang listrik yang tidak teratur antara dua rongga jantung bagian atas jantung (atria). Aliran gelombang listrik yang tidak normal ini menyebabkan kedua rongga jantung tersebut berdenyut sangat cepat dan tidak terkoordinasi. Pada Paroxysmal Atrial Fibrillation, kelainan denyut jantung tersebut terjadi pada interval yang berbeda tapi tidak secara terus-menerus. Selama episode paroxysmal atrial fibrillation, jantung bisa berdetak sebanyak 175 kali per menit. Beberapa pasien merasakan jantungnya berdenyut sangat cepat dan tidak teratur. Hal ini yang disebut palpitasi (jantung berdebar).

Kontraksi atria yang terlalu cepat dan tidak teratur menyebabkan pengisian dua ruang jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh (ventrikel) tidak efektif. Akibatnya, pasien sering menunjukkan gejala sesak napas dan nyeri dada. Kelelahan, penurunan kemampuan untuk berolahraga, dan pusing juga sering terjadi. Atrial fibrilasi yang berat bisa menyebabkan pasien merasa cemas sampai kehilangan kesadaran/pingsan.

Penyebab paroxysmal atrial fibrillation seringkali tidak diketahui, tetapi resiko menderita penyakit ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia. 4% dari mereka yang berusia >65 tahun menderita atrial fibrilasi. Faktor risiko lainnya seperti adanya penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, dan berat badan yang sangat berlebihan. Beberapa kondisi di luar jantung juga dapat menyebabkan paroxysmal atrial fibrillation, seperti hormon tiroid/kelenjar gondok yang berlebihan, dan ketidakseimbangan kalium, kalsium, atau magnesium dalam tubuh. Dalam kasus ini, atrial fibrilasi atrium biasanya dapat diatasi bilamana kondisi yang mendasarinya diobati.

Diagnosa paroxysmal atrial fibrillation dapat dikonfirmasi dengan elektrokardiogram (EKG), yang merekam aktivitas listrik jantung. Kadang-kadang, ekokardiogram jantung (suatu tes yang menunjukkan gambaran jantung ketika sedang berdenyut) mungkin juga diperlukan.

Episode paroxysmal atrial fibrillation terjadi sebentar dan mungkin hanya berlangsung beberapa detik atau menit saja. Untuk mengkonfirmasi diagnosis ini, pasien mungkin perlu memakai EKG portable (yang bisa dipasang pada penderita dan bisa dibawa-bawa) terus menerus selama satu atau dua hari. Nama perangkat ini adalah monitor Holter. Perangkat yang serupa, yang disebut event monitor, dimana bilamana pasien mengalami gejala pasien bisa menekan tombol pada perangkat pembacaan EKG untuk merekam aliran listrik di jantung saat itu. Event monitor ini bisa dipakai selama beberapa bulan.

Kebanyakan pasien dengan paroxysmal atrial fibrillation tidak memerlukan pengobatan sama sekali,; terutama bila tidak mengalami gejala. Pasien mungkin disarankan untuk menghindari stress, karena lebih dari setengah penderitanya melaporkan bahwa stres sebagai pemicu nomor satu timbulnya episode fibrilasi.Hal lain yang biasanya disarankan untuk mencegah serangan, seperti menghindari konsumsi kafein, alkohol, dan nikotin karena zat-zat tersebut bisa menjadi pemicu gejala atrial fibrilasi. Obat golongan pseudoefedrin juga dapat memicu serangan dan harus dihindari juga. Pasien juga dianjurkan untuk berhenti merokok, karena rokok memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan penyakit jantung. Tekanan darah tinggi juga harus dikontrol untuk alasan yang sama.

Jika gejala mulai terjadi lebih sering, pasien dengan paroxysmal atrial fibrillation mungkin perlu untuk meminum obat-obatan yang dapat memperlambat denyut jantung menjadi kurang dari 80 denyut per menit. Kadang juga diperlukan obat anti aritmia untuk memperbaiki irama jantung yang abnormal.

Ada juga pilihan terapi yang bukan dalam bentuk obat untuk atrial fibrilasi. Yang paling umum digunakan adalah kardioversi listrik (suatu prosedur untuk mengubah irama jantung yang abnormal menjadi normal dengan pemberian arus listrik yang dikontrol).

Jika Anda memiliki salah satu faktor resiko di atas atau tanda-tanda dan gejala yang seperti tersebut di atas, berkonsultasilah dengan dokter Anda.

Wednesday, September 22, 2010

Apakah Diabetes atau Penyakit Kencing Manis itu?

Diabetes berarti terlalu banyak gula dalam darah. Makanan yang kita makan akan diubah menjadi glukosa dalam darah. Pada orang normal, insulin (suatu hormon yang diproduksi oleh suatu organ di daerah rongga perut, bernama pankreas) bekerja merangsang penyerapan, penggunaan dan penyimpanan glukosa ke dalam sel-sel tubuh kita. Pada penderita diabetes, tubuhnya tidak memproduksi cukup insulin atau insulin yang dihasilkan tidak bekerja secara efektif. Akibatnya, gula menumpuk di dalam darah, dan menyebabkan diabetes.

Diabetes termasuk salah satu dari 10 penyakit menahun yang paling banyak penderitanya. Diabetes dapat diderita oleh orang-orang pada segala usia. Namun 90 % terjadi pada orang yang berusia >40 tahun. Faktor risikonya meliputi:
* Keluarga dengan riwayat diabetes
* Kelebihan berat badan
* Gaya hidup tidak sehat, seperti kurang berolah-raga
* Usia >40 tahun
* Riwayat diabetes selama kehamilan
* Gangguan toleransi glukosa atau kadar gula darah puasa terganggu (kondisi pra-diabetes)
* Infeksi virus yang merusak pankreas

Saat ini belum ada terapi untuk penyembuhan diabetes. Namun, diabetes dapat dikontrol dan komplikasinya dapat dicegah.

Kebanyakan, awalnya, penderita diabetes tidak menunjukkan gejala; biasanya ditemukan menderita diabetes saat pemeriksaan kesehatan rutin oleh dokter. Satu atau beberapa gejala berikut mungkin dialami oleh penderita diabetes:
* Sering buang air kecil
* Sering haus
* Penurunan berat badan meskipun makan dengan baik
* Sering merasa lelah dan lemah
* Proses penyembuhan luka relatif lama
* Infeksi kulit
* Mati rasa atau terasa tebal pada tangan atau kaki
* Pandangan kabur

Jika Anda berusia >40 tahun, periksa gula darah Anda, setidaknya sekali setahun. Jika Anda memiliki faktor risiko tersebut di atas, dan mempunyai tanda atau gejala tersebut segera berkonsultasi dengan dokter Anda.

Saturday, September 18, 2010

Kanker Ginjal

Kanker ginjal adalah kanker yang berasal dari jaringan ginjal itu sendiri.
Angka kejadian kanker ginjal cenderung meningkat pada saat ini, dimana hal-hal yang menyebabkan peningkatan kanker ginjal sendiri belum jelas. Seringkali kanker ginjal ditemukan secara tidak sengaja pada saat pasien sedang menjalani pemeriksaan untuk penyakit yang lain. Seiring dengan makin seringnya pemeriksaan imaging seperti dengan CT Scan, semakin banyak juga berbagai jenis kanker ginjal yang terdeteksi.
Resiko untuk terkena kanker ginjal meningkat seiring dengan bertambahnya umur.
Sementara, laki laki nampaknya lebih beresiko untuk menderita kanker ginjal dibandingkan dengan wanita.

Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan tanda-tanda dan gejala-gejala pada penderitanya. Tanda dan gejala yang bisa didapatkan bila kanker ginjal ini berkembang ke stadium berikutnya adalah :
* Terdapat sel darah merah di air kencing yang membuat kencingnya berwarna merah muda, merah, atau seperti warna cola
* Nyeri pinggang di daerah di bawah tulang rusuk belakang yang timbul terus menerus
* Berat badan turun
* Lesu, lemah
* Demam yang timbul-hilang

Test dan pemeriksaan yang sering dilakukan untuk mendiagnosa kanker ginjal:
* Pemeriksaan darah dan kencing. Pemeriksaan ini dapat mengarahkan dokter kepada penyebab dari tanda dan gejala yang dirasakan penderitanya
* Pemeriksaan Imaging seperti USG, CT Scan, dan MRI. Pemeriksaan dengan Imaging dapat menunjukan lokasi dan bentuk kelainan pada ginjal.
* Biopsi. Pada kasus tertentu, dokter akan menganjurkan untuk dilakukan biopsi (mengambil sedikit jaringan yang dicurigai sebagai kanker ginjal). Pemeriksaan ini sangat diperlukan untuk memastikan diagnosa, untuk menghindari penanganan, yang sering kali dengan pembedahan, yang sia sia.

Setelah diperoleh kepastian bahwa memang kelainan yang diderita adalah kanker pada ginjal, tindakan berikutnya adalah menentukan sampai sejauh mana kanker ini berkembang/menyebar di dalam tubuh penderita. CT Scan atau pemeriksaan imaging lainnya sering dipakai untuk menentukan hal ini.

Dalam menentukan terapi yang sesuai, tim dokter bersama dengan penderita akan mempertimbangkan beberapa faktor seperti kondisi kesehatan penderita, stadium dari kanker itu sendiri, penyebaran dari kanker (bila sudah terjadi), dan dari pilihan penderita itu sendiri.

Pembedahan adalah tindakan yang paling sering dilakukan untuk penanganan kebanyakan kanker ginjal. Beberapa Jenis pembedahan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
* Membuang ginjal yang terkena tumor (Nephrectomy). Radikal Nephrectomy meliputi pengangkatan ginjal yang terkena tumor, sedikit jaringan sehat yang disekitar ginjal, dan kelenjar di sekitar organ bilamana perlu. Tindakan Nephrectomy ini bisa dilakukan dengan 2 cara:
- Open Surgery dimana dokter bedah akan mengangkat ginjal melalui irisan yang memanjang pada perut penderita.
- Laparaskopi dimana melalui beberapa irisan kecil di perut penderita , dokter bedah memasukkan kamera video dan peralatan bedah yang ukurannya sangat kecil. Dokter bedah melakukan nephrectomy dengan alat bedah mikro yang dapat dilihat melalui layar video.
* Nephron – Sparing surgery dimana hanya jaringan ginjal yang terkena kanker saja yang diambil beserta dengan sedikit jaringan yang normal disekitar kanker tersebut. jadi tidak seluruh ginjal yang diambil. Tindakan ini juga bisa dilakukan dengan 2 cara, open surgery dan laparoskopi. Tindakan nephron – sparing surgery ini dapat dilakukan apabila kankernya kecil dan/atau penderita hanya mempunyai satu ginjal.

Seseorang yang merasa mempunyai tanda-tanda dan gejala-gejala yang seperti tersebut di atas dan/atau merasa ada kemungkinan menderita kanker ginjal, sebaiknya segera menemui dokter untuk diperiksa lebih lanjut.

Monday, August 16, 2010

MITOS VS FAKTA berkenaan dengan KELAINAN-KELAINAN SISTEM PENCERNAAN

Mitos tentang luka lambung (“stomach ulcers”): Kelainan yang disebabkan oleh makan makanan pedas dan stress.
Faktanya: kebanyakan disebabkan oleh infeksi suatu jenis bakteri, Helicobacter pylori atau disebabkan oleh penggunaan obat-obatan anti nyeri /anti radang tertentu seperti aspirin, ibuprofen, or naproxen. Makanan pedas dan stress bukan penyebab utama, melainkan dapat memperburuk kondisi luka di lambung.

Mitos bahwa merokok mengurangi nyeri karena asam lambung (“heart burn”)
Faktanya: asap rokok dapat menyebabkan peradangan di kerongkongan, yang menambah nyeri karena asam lambung. Asap rokok juga menyebabkan katup pembatas antara kerongkongan dan lambung melonggar, yang menyebabkan naiknya asam lambung ke kerongkongan dan menyebabkan “heart burn”.

Mitos tentang obat cuci usus (“laxatives”): tidak berbahaya untuk mengatasi sembelit.
Faktanya: beberapa penelitian menunjukan penggunaan laxatives yang terlalu sering bisa melukai usus besar.

Mitos tentang liver cirrhosis (hati yang mengeras) hanya disebabkan oleh alkohol
Faktanya: alkohol hanya salah satu penyebabnya. Penyebab cirrhosis yang lain yang lebih umum di kalangan orang dewasa adalah hepatitis B, C, juga keracunan/kerusakan hati karena obat-obatan, bahan-bahan logam dari kontaminasi/pencemaran yang masuk ke tubuh, dan juga kerusakan hati sebagai komplikasi dari kegemukan dan diabetes.

Sunday, August 8, 2010

Infeksi Hepatitis C dan Penanganannya

Hepatitis C adalah peradangan hati akibat terinfeksi virus Hepatitis type C. Infeksi virus Hepatitis C virus adalah penyebab utama penyakit hati menahun, dimana kira-kira180 juta orang di dunia terinfeksi virus ini; 60%-70% dari mereka yang terinfeksi tidak menunjukan gejala sakit. Akibatnya kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi virus hepatitis C, dan tidak menyadari bahwa mereka bisa menyebarkan infeksi tersebut ke orang lain.
Sekitar 15%–25% orang yang terinfeksi virus hepatitis C tidak menderita penyakit hati menahun dan tubuhnya bisa bersih dari virus tersebut biarpun tanpa pengobatan; sementara sekitar 75%–85% dari orang yang terinfeksi virus tersebut pada akhirnya menderita penyakit hati menahun yang mana 5%–20% dari mereka mengalami kerusakan hati yang permanen (liver cirrhosis) setelah 20–30 tahun terinfeksi.

Sampai saat ini, masih tidak ada vaksinasi yang efektif untuk mendapat kekebalan dari infeksi virus hepatitis C. Seseorang terinfeksi virus ini bilamana ada virus hepatitis C yang masuk ke dalam tubuhnya, seperti saat menerima transfusi darah, saat menerima transplantasi organ dari orang lain, dan saat bayi dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi virus hepatitis C. Virus ini bisa dideteksi dengan pemeriksaan laboratorium dari contoh darah seseorang yang terinfeksi virus hepatitis C 1-3 minggu sebelumya. Dalam 8-9 minggu setelah terinfeksi, biasanya sistem kekebalan tubuh orang tersebut akan membentuk antibodi untuk melawan virus hepatitis C. Karena itu, bahan anti-virus tersebut bisa terdeteksi dengan permeriksaan laboratorium 8–9 minggu setelah seseorang terinfeksi virus hepatitis C. Bilamana orang yang terinfeksi tersebut jatuh sakit, gejalanya bisa berupa badan panas, merasa lelah, sakit perut, kehilangan nafsu makan, mual, muntah-muntah, nyeri di persendian, warna kekuningan di kulit, kencing berwarna coklat kehitaman, dan/atau kotorannya berwarna gelap kehitaman. Bagi mereka yang jatuh sakit setelah terinfeksi virus hepatitis C, biasanya gejala sakitnya timbul dalam 2-24 minggu setelah terinfeksi.

Akan tetapi, kebanyakan orang baru mengetahui terinfeksi virus hepatitis C dari pemeriksaan darah yang menunjukan tanda-tanda adanya virus hepatitis C di dalam darah. Bilamana dari pemeriksaan laboratorium contoh darah orang tersebut juga menunjukan kadar alanine aminotransferase (ALT, juga dikenalkan sebagai SGPT, salah satu enzym yang diproduksi organ hati,) yang tinggi, berarti organ hatinya juga mengalami peradangan. Kendati, perlu juga diketahui bahwa kadar enzym ALT/SGPT pada orang yang terinfeksi virus hepatitis C bisa naik turun; sewaktu-waktu bahkan bisa kembali dalam batas normal sampai selama setahun sementara orang tersebut menderita penyakit hati menahun. Orang yang terinfeksi tersebut sebaiknya diperiksa lebih lanjut oleh dokter yang ahli dalam menangani penyakit hepatitis C, seperti spesialis penyakit infeksi, spesialis penyakit dalam, dan/atau spesialis sistem pencernaan.

Pengobatan umumnya dengan pegylated interferon (obat penguat sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus) and/atau ribavirin (obat anti-virus), untuk mencegah komplikasi atau kematian akibat infeksi virus hepatitis C. Efektivitas pengobatan ini diukur berdasarkan respon virus terhadap pengobatan, yang ditunjukan dengan tidak terdeteksi virus hepatitis C di pemeriksaan laboratoriumn contoh darah dari orang yang diobati tersebut setelah 24 jam pengobatan dihentikan.

Pemeriksaan genotip (struktur genetik) virus hepatitis C perlu dilakukan sebelum pengobatan untuk memprediksi kemungkinan respon virus terhadap obat yang diberikan dan untuk menentukan lamanya pengobatan. Sejauh ini, diketahui paling sedikit ada 6 genotip virus hepatitis C.
* Pasien dengan genotip 2 dan 3, punya kemungkinan 2 – 3 kali lebih besar untuk memberikan respon yang baik terhadap pengobatan dibandingkan pasien dengan genotip 1.
* Bilamana menggunakan obat kombinasi, pegylated interferon and ribavirin, untuk pasien dengan genotip 2 and 3, cukup diberikan selama 24 minggu; untuk pasien dengan genotip 1 dianjurkan diberikan selama 48 minggu; untuk pasien dengan genotip 4dianjurkan diberikan selama 36-48 minggu; sementara untuk pasien dengan genotip 5 dan 6, lama pengobatan yang optimalnya masih dalam penelitian.

Orang yang terinfeksi virus hepatitis C dapat melindungi organ hatinya dari kerusakan lebih jauh dengan menghindari minum minuman yang beralkohol yang bisa mempercepat terjadinya kerusakan hati yang permanen (cirrhosis). Juga sebaiknya konsultasi dengan dokter sebelum mengkonsumsi obat-obatan dan/atau bahan-bahan suplemen berhubung jenis-jenis obat/bahan suplemen tertentu bisa menyebabkan kerusakan organ hati.

Sunday, July 11, 2010

SELAMAT TINGGAL "SUNKEN CHEST"

Anak-anak umumnya suka bermain bola dan bersenang-senang di pantai. Tidak demikian dengan Jason (bukan nama sebenarnya). Dalam masa pertumbuhannya, ia sering merasa susah bernapas dan sering menghindarkan diri dari kegiatan olahraga. Jason sering terlihat hanya menonton di samping lapangan.

Jason sekarang berumur 18 tahun. Ia menderita kelainan kongenital (kelainan bawaan sejak lahir), pectus excavatum. Kelainan ini membuat rongga dadanya tampak seperti penyok ke dalam. Kelainan ini dikenal juga dengan sebutan funnel chest atau sunken chest. Kelainan ini ditandai dengan depresi yang dalam pada sternum atau tulang dada, yang biasanya di setengah atau dua per tiga bagian sternum, dengan area yang dalam pada perbatasan rongga dada dan rongga perut.

Hal ini disebabkan karena pertumbuhan yang berlebihan dari jaringan yang menghubungkan tulang rusuk ke rongga dada yang membuat perkembangan tulang dada masuk ke dalam.
Keparahan depresi dibedakan ringan sampai berat. Pada kasus yang ringan, gejala sesak napas baru dialami saat berolahraga. Sementara yang lebih berat, penderita sering bernapas pendek karena pertumbuhan tulang dada yang tidak normal ke dalam, mendesak paru-paru dan menekan jantung keluar dari posisi normalnya di rongga dada. Penderita ini membutuhkan tindakan bedah untuk memperbaiki kondisi tersebut.

Kondisi ini diketahui diderita 1 dari 1000 orang, dengan ratio laki-laki dibanding perempuan 3:1.
Sebelumnya teknik yang diketahui untuk memperbaiki kelainan ini adalah operasi melalui pembukaan rongga dada, membuang tulang iga yang tumbuh tidak normal, dan memotong sebagian tulang dada untuk dipindahkan ke posisi normal. Tulang dada kemudian dilindungi oleh otot sekitar atau batang logam pendek dan dijahit.
Saat ini terdapat teknik baru, dikenal dengan prosedur Nuss. Berbeda dengan teknik lama, pada prosedur ini dilakukan tindakan seminimal mungkin sehingga efek sampingnya juga minimal. Pada teknik ini hanya dibuat irisan kecil diantara kedua dinding rongga dada. Dibantu thorascope (sebuah kamera kecil untuk memandu ahli bedah) yang diletakkan dibawah sternum, sebuah batang dibengkokkan sesuai bentuk yang diinginkan. Batang tadi kemudian ditarik ke dada untuk mengangkat sternum keluar dan melonggarkan tulang rusuk sebisa mungkin. Batang tersebut dibiarkan ditempatnya sekitar 2 tahun setelah itu dilepas, yang hanya membutuhkan waktu selama 30 menit saja.

Metode lama menyebabkan banyak kehilangan darah dan meninggalkan jaringan parut yang besar pada dada, menurut dr James Wong, ahli bedah jantung, paru dan pembuluh darah di Singapura. Namun dengan prosedur baru, tidak perlu memotong sebagian tulang dada maupun tulang rawan, sehingga hasilnya akan lebih bagus secara kosmetik.
Dr Wong telah melakukan teknik Nuss pada 3 orang pasien dan sejauh ini tidak ada komplikasi. Ia menganjurkan prosedur ini dilakukan sekitar usia 8-15 tahun dimana dinding dada masih elastis. Biaya pembedahan sekitar SGD 15.000 - 20.000 termasuk honor dokter dan biaya RS sekitar 5 hari perawatan.

Setelah Jason menjalani operasi dengan teknik baru tersebut, dia disarankan untuk tidak melakukan olahraga angkat berat selama 2 bulan dan sekarang dia sudah bisa tersenyum lebar. Kepercayaan dirinya perlahan kembali.
(Summarised by MediCALL Clinic & Health Centre)

Friday, June 11, 2010

Nyeri pasca Operasi Hernia Inguinal

Hernia di daerah selangkangan sebagian besar (sekitar 96%) adalah jenis hernia inguinal. Hernia jenis ini terjadi karena adanya bagian yang terbuka di daerah saluran yang dinamakan kanal inguinal di daerah selangkangan. Akibatnya organ dalam rongga perut, seperti usus, bisa turun ke daerah selangkangan melalui jaringan yang terbuka tersebut dan menimbulkan Hernia Inguinal.

Dalam operasi hernia yang menggunakan jaringan prostetik (yang dinamakan mesh) untuk menutup daerah saluran yang terbuka, dimaksudkan untuk mencegah turunnya organ dalam rongga perut ke saluran di daerah selangkangan tersebut dan mencegah timbulnya hernia lagi. Dengan teknik operasi ini, pasien umumnya sudah bisa kembali beraktivitas normal dalam kurun waktu 10 hari setelah operasi. Kemungkinan untuk hernia timbul kembali relative kecil, sekitar 3% atau kurang.

Akan tetapi, juga dilaporkan adanya beberapa kejadian dimana nyeri paska operasi berlangsung lebih lama. Bahkan 3-5% kasus dilaporkan ada pasien mengalami rasa nyeri yang permanen.

Nyeri paska operasi hernia inguinal dalam bahasa latinnya dinamakan Ingunodynia. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, seperti berikut ini:

o Infeksi (catatan: biasanya disertai dengan demam)

o Peradangan sebagai reaksi dari keberadaan barang asing (contoh: jahitan, mesh, dll)di jaringan tubuh pasien (catatan: bisa ditandai dengan adanya kulit / jaringan yang berwarna kemerahan karena meradang dan/atau nampak membengkak)

o Hernia yang timbul kembali (catatan: biasanya nampak benjolan hernia kendati sebelumnya sudah dioperasi)

o Kerusakan persarafan sebagai akibat prosedur pembedahan hernia tersebut.

o Saraf terjepit oleh jaringan skar, jaringan prostetik (mesh) yang dipasang waktu pembedahan atau jahitan di daerah bekas pembedahan.

o Tumor saraf jinak yang dinamakan Neuroma yang tumbuh setelah operasi

o Pergeseran letak jaringan prostetik(mesh)yang di tempatkan untuk mencegah timbulnya hernia.

o Pengerutan jaringan yang terluka dari prosedur operasi

Catatan: beberapa ketidaknormalan yang tersebut di atas, mungkin tidak nampak dari luar; tapi bisa ditentukan berdasarkan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter dan/atau dengan pemeriksaan imaging.

Penyebab pasti dari nyeri tersebut dan pengobatannya tidak bisa ditentukan secara pasti tanpa pemeriksaan fisik pasien. Kadang perlu didukung dengan pemeriksaan X-rays, MRI or CT scans untuk menentukan kemungkinan adanya penyebab nyeri lain yang tidak berkaitan dengan operasi hernia. Jadi bilamana setelah operasi hernia, pasien mengalami nyeri yang berkepanjangan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter yang merawat untuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan penyebab nyeri yang seperti tersebut di atas.

Tuesday, May 18, 2010

Sleep Talking

Sleep talking is the act of talking, mumbling, laughing or conversing during sleep. It is also called by the name somniloquy.

It's an abnormal but very common behavior that takes place during sleep. It is not usually considered a medical problem. That condition is very common in childhood and does occur in some adults. Fifty percent of children and about five percent of adults suffer from the disorder. Girls talk in their sleep as much as boys.

In itself, the condition is rather harmless. And usually treatment is not needed. However, if sleep talking occurs frequently and becomes profane, dramatic or emotional, a medical professional’s opinion and evaluation should be sought. This is when the sleeping disorder can be considered alarming. A thorough diagnosis should be carried out and the proper treatment measures be employed.

Things that can cause sleep talking include but not limited to certain medications, emotional stress, fever, and substance abuse.

There is no known way to reduce sleep talking. Avoiding stress and getting plenty of sleep might help to lessen occurrence of sleep talking. Keeping a sleep diary for about 2 weeks can help identify your sleep patterns and help find out possible underlying causes. Note the times you go to bed, when you think you fell asleep, when you woke up, and write down the following:
· the medicines you take, and the time of day you take them
· what you drink each day and when, especially caffeinated drinks such as cola, tea, and coffee, as well as alcohol
· when you exercise
 

Web Site Hit Counter